Kamis, 21 Februari 2013

PERUBAHAN TINGKAH LAKU MASYARAKAT MELALUI PEMEKARAN KOTA DI PAPUA


Duguwonews--Yogyakarta, Pemekaran kota di papua memberikan ada dua konsekuensi (positif dan negative). Pemekaran kota secara structural berarti pemekaran Distrik, Kabupaten, dan Provinsi. Pemekaran di suatu daerah yang bertujuan secara esensialnya adalah memberikan konsekuensi positif, akan tetapi melalui itu, juga secara antipemekaran memunculkan konsekuensi negative. Melalui pemekaran, memberikan dampak posisitif berarti dilihat dari memperbaharuni nilai-nilai kehidupan tradisional menjadi  bermutu baik itu budaya material maupun non-material.

 Nilai-nilai kehidupan tradisional ada dua sisi yaitu nilai material (benda-benda yang diwariskan secara turun-temurun oleh penganutnya) dan non material (integritas, intelektualnya, kepercayaannya, kepemimpinannya, pola pergaulannya, bahasa, norma, dan  tata pegelolahan pangan dll). 

Melalui pemekaran, memberikan konsekuensi positif dari sudut pandang kebijakan public berarti, melayani, melindungi, dan memberdayakan kehidupan masyarakat setempat dengan kebijakan atau program pembangunan pemerintah untuk mengolah, memperbaharui dan mempermantapkan budaya tradisional menjadi bermutu sesuai dengan jamannya baik itu budaya material maupun non-material. 

Melalui pemekaran, di sisi lain secara bertentangan dengan tujuan posiif dari pemekaran adalah memunculkan konsekuensi negative, dilihat dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat setempat bukan dikelolah dengan baik, tetapi menjadi runtuh, sehingga kehidupan masyarakatnya terjepit di antara konsekuensi positif dan negative, tetapi secara realitasnya dihiasi dengan konsekuensi negative.

 Konsekuensi negative secara sistematis adalah tidak jelas arah hidupnya, konsumeris budaya baru tanpa bekerja sendiri,terpengaruh dengan  sex yang tidak sah, nilai religius menjadi hal yg tdk begitu penting, hilangnya nila hidup kebersamaan, atau bahasa lainnya adalah melalui pemekaran, jiwa untuk membangolah dan membangun budaya tradisional sesuai dengan jamannya menjadi hilang, yang sebenarnya membangun dan memberikan kontribusi positif  dalam  kehidupan mereka seiring dengan perkembangan jaman,  singkatnya, merusak eksitensi  budaya mereka,   disebut munculnya ANOMALI,yang artinya di mana masyarakat  hidup dengan hilangnya nilai dan norma yang berlaku sehingga kehidupannya seperti tanpa alas, tidak punya arah hidup yang membangun mereka dengan budayanya.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar