Selasa, 05 Februari 2013

UPAYA MENGELAMATKAN PENJAJAH DAN DIJAJAH



Saya hanya berbicara sebagai pihak mediasi saja!
Silahkan menilai, memahami isi tulisan di bawah ini untuk selanjutnya ambil bertindak solusi yang tepat, saling mengelamatkan penjajah dan dijajah!!!

Penjajah adalah pemerintah Indonesia dan dijajah adalah Orang Asli Papua di Papua.

Bila diminta Ubi, jangan penjajah berikan Nasi, karen itu hak dijajah dan permintaannya itu harus dipenuhi.

 
Dijajah yang sedang menderita dan disiksa dengan alat menjajah dan direspon dengan tuntutan keinginan dijajah karena penjajah tidak berikan kebutuhan dijajah, malah penjajah memberikan sesuatu berdasarkan se-pengetahuannya saja tanpa input pengetahuan dijajah, padahal pengetahuan anda itu tidak objekti dengan kehidupan dijajah di sana. 

Pantaslah, melalui itu membuat dijajah menjadi konsumer, tidak berdaya kerja, tidak bermanajemen kerja, tidak berahli bidangnya, malah tambah dimiskinkan, dideritakan, terlantarkan karena  penjajah tidak memberikan HAK dijajah dalam tindakan memberdayakan diri sesuai dengan kelebihan-kelebihannya. Itulah sifat menjajah dengan membodohi dijajah!

Sebetulnya dijajah bukan membutuhkan jalan pikiran iblis penjajah yang membodohi dijajah itu tetapi dijajah membutuhkan keinginan kebenaran, HAK-nya karena dijajahpun ingin memberdayakan diri sebagaimana layaknya penjajah.

Dijajahpun bukan membutuhkan kebijakan pembangunan yang menghancurkan budaya dan manusia sejati yang Tuhan ciptakan yang  dijadikan tidak berarti lagi--seperti Otsus, Rasking dan upaya baru dari pemerintah Indonesia yaitu UP4B.

Lanjut, dijajah bukan membutuhkan jaminan sosial yang tidak berlanjut yang membuat memiskikan secara seakar-akar kehidupan dijajah.

Semua tindakan penjajah ini hanya merugikan tenaga, waktu,terganggu kenikmatan, kenyamanan, dan finansial penjajah saja dengan bantuan2 yang tidak memberdayakan dijajah, karena penjajah sendiri belum mampu melakukan pendekatan dengan dijajah, tetapi malah jauhi dari dijajah, yang membuat  sementara dijajah menjadi semakin menderita.

Itukan sama-sama dirugikankan?" Jadi cara pemerintah--penjajah itu tidak logis dan pula tepat.

Hidup manusia ini bukan mencari saling dirugikan, tetapi menguntungkan dan mengelamatkan,  saling dijaga dari malah bahaya apapun apalagi kita adalah anak Tuhan, berarti kita lakukan yang benar saja sesuai dengan HAK-nya masing-masing cultur, yang diberikan Tuhan dan di tempatkan posisi yang berbeda-beda.

Maka itu selayaknya, penjajah memberikan HAK  dijajah secara sepenuhnya agar  dijajah dapat melakukan sesutu yang menguntungkan, meningkatkan taraf hidupnya menuju kesejahteraan yang dilakukan berdasarkan keinginan dijajah yang se-utuhnya.

Jika hal ini penjajah pikirkan, maka penjajah dan dijajah akan lebih aman dan damai dalam kehidupannya karen tidak ada dibebangkan dan dideritakan/dimiskikan se-samanya.

(Bagaimana keselamatan, kedamaian dan kenyamanan Indonesia-pemerintah dan papua-rakyat papua dari lingkaran setang yang saling merugikan ini demi  menjaga kedepan keselamatan bangsa Indonesia dan bangsa Papua)?

Ini tugas anda, Indonesia--pemerintah pusat dan papua-rakyat papua yang perlu dituntaskan dengan jalan damai dalam waktu singkat!!!



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar