
Duguwonews - Yogyakarta. Kemerdekaan suantu bangsa dengan kekuatan sendiri adalah benar, bukan minta pengakuan, itu salah jalur. Anda orang papua, ciptaan Tuhan, anak Tuhan. Anda punya Bapa. Maka anda bisa melakukan sendiri sesuatu yang anda inginkan hingga membesarkan dan menikmatinya. Anda bukan anak yatim piatu. Kecuali anak yatim piatu, boleh minta perlindungan semasa hidup. Minta pengakuan kemerdekaan orang lain itu salah, tetapi sebetulnya sebaliknya yaitu, pengakuan kemerdekaan itu melalui proses perjuangan anda melalui pembangunan. Pengakuan kemerdekaan ujung dari proses perjuangan melalui pembangunan. Maka untuk menerima pengakuan kemerdekaan, anda sendiri berjuang melalui pembangunan tersebut. Dengan pembangunan yang akan tercapai, maka pengakun kemerdekaan itu akan otomatis tampil.
Hal ini bukan digerakkan oleh masyarakat biasa, tetapi oleh pemimpin setempat melalui upaya-upaya pembangunan di semua aspek kehidupan, bukan melalui tuntutan-tuntutan, karena melalui itu hanya mendatangkan nyawa manusia yang tak henti. Jika digerakkan dan perjuangkan oleh masyarakat biasa, mereka tidak punya alat atau kekuatan untuk menguatkan tuntutan kemerdekaan. Mereka (masyarakat biasa) hanya punya kekuatan bahasa mendesak atau menuntut pengakuan kemerdeaan saja, melalui bahasa saja, kemerdekaan suatu bangsa itu tidak akan terwujud, tetapi yang akan terjadi adalah nyawa manusia itu sendiri. Maka, pemimpin di suatu bangsa itu harus berpikir baik-baik dalam kesempatan yang ada saat ini melalui penggerakan pembangunan, karena penggerakan pembangunan inilah salah satu kekuatan yang akan mendukung pengakuan kemerdekaan tersebut.
Hal ini bukan digerakkan oleh masyarakat biasa, tetapi oleh pemimpin setempat melalui upaya-upaya pembangunan di semua aspek kehidupan, bukan melalui tuntutan-tuntutan, karena melalui itu hanya mendatangkan nyawa manusia yang tak henti. Jika digerakkan dan perjuangkan oleh masyarakat biasa, mereka tidak punya alat atau kekuatan untuk menguatkan tuntutan kemerdekaan. Mereka (masyarakat biasa) hanya punya kekuatan bahasa mendesak atau menuntut pengakuan kemerdeaan saja, melalui bahasa saja, kemerdekaan suatu bangsa itu tidak akan terwujud, tetapi yang akan terjadi adalah nyawa manusia itu sendiri. Maka, pemimpin di suatu bangsa itu harus berpikir baik-baik dalam kesempatan yang ada saat ini melalui penggerakan pembangunan, karena penggerakan pembangunan inilah salah satu kekuatan yang akan mendukung pengakuan kemerdekaan tersebut.
“Kemerdekaan
suatu bangsa bukan dengan pengakuan, tetapi itu melalui pembangunan”
Untuk
mencapai kemerdekaan suatu bangsa secara aman, damai, dan adil dari penjajah,
maka siasatnya harus bermutu, tepat, dan tidak kentara beremosi penjajah. Dalam
hal ini lebih jelasnya, bahwa berbagai tuntutan dan meminta pegakuan bukan saya menolak, tetapi itu urutan yang
terakir dari proses perjuangan melalui pembangunan, maka sepantasnya tidak
memaksakan.

Pembangunan
suatu bangsa ditandai dengan semua aspek kehidupan manusianya telah memasuki
standar kehidupan yang terjamin baik itu
ekonomi, pendidikan, kesehatan, hukum, budaya, Agama,kinerja birokrasi, informasi&teknologi, dan nilai-nilai
kehidupan sosial yang sangat menentu mendukung. Hal ini lawang dari kemiskinan,
pengelewengan fungsi kinerja pemerintah, kebodohan, kenakalan dalam kehidupan
sosial, ketidakteraturan atau ketertinggalan pembangunan yang anda tinggalkan. Dengan demikian,
terwujud kebebasan dari penjajah
pengakit ketertinggalan.
Dengan
dasar pembangunan tersebut, maka penjajah akan mengalah kekuatannya untuk
melakukan berbagai tindakan ketidakmanusiaan. Mengalah dia karena status
kehidupan anda dari berbagai segi kehidupannya sama dengan status kehidupan
dia. Berarti anda dan dia sama. Maka suda bebas dari
penjajah, maka anda bisa melakukan apa saja berdasarkan HAK anda, salah satunya misalnya melepaskan diri dari pengakit penjajah.
“Makna umumnya adalah misalnya saja, jika anda menanam modal hingga kekuatan modalnya besar dalam berbisnis
tertentu, anda tidak bisa dimainkan orang yang punya modal yang besar pula ketika
masuk dalam dunia kompetensi suatu produk , tetapi dia/mereka akan memberikan kesempatan yang
sama dalam perannya karena kekuatan modalnya sama dengan dia/mereka.
Atau
sebaliknya, jika anda ingin membuka bisnis
tanpa modal atau modalnya tidak menjamin usahanya di tengah-tengah kaum
kapital/swasta tetap saja anda akan
menjadi kehilangan bisnis. Hal ini sama
halnya dengan perjuangan kemerdekaan bangsa papua dari penjajah Indonesia. Anda
bayangkan saja, apakah benar tidak?
Jadi,
penentu kemerdekaan, “pembangunan” di
papua secara general. Bila pembangunan di papua ini tidak terwujud-wujud, dia
tetap saja menghambatkan kemerdekaan bangsa papua yang cita-citakan. Atau kemerdekaan
bangsa papua membutuhkan pembangunan bangsa papua itu sendiri, bukan pengakuan
kemerdekaan. Perlu anda pikir, pengakuan kemerdekaan itu bukan sulit, tetapi itu akan nyata
melalui proses pembangunan. Pengakuan kemerdekaan, dia ujung dari proses
pembangunan.
Percaya dan yakinlah pernyatan sebelum ini
bagi orang papua terutama pemerintah dalam menggerakan roda pembangunan dan
lakukanlah sedemikian ini bila anda ingin cepat memenuhi HAK anda sebagai
bangsa papua yang merdeka di atas tanah sendiri, modal sendiri dan kekayaan sendiri.
Untuk
menjalankan roda pembangunan di papua, aktor yang pertama adalah pemerintah
bukan swasta dan masyarakat, mereka dua adalah urutan ke dua dan ke tiga atau
pendukung fungsi pemerintah dalam menggerakkan roda pembangunan. Pemerintah adalah penentu pembangunan karena
dia orang pertama.
Sejak
bangsa papua diintegrasikan ke dalam NKRI, pembangun di papua belum
nyata-nyata. Hal tersebut ini ditunjukkan bahwa pemerintah papua selama itu ,
mereka belum mengenal baik kode etik pemerintahan dan kepemimpinan dalam
menjalankan fungsi mereka sebagai pemerintah dan pemimpin, hal ini salah
besarnya adalah pemerintah pusat indonesia itu sendiri yang tidak pernah
perhatikan pembangunan di papua dari semua segi kehidupan masyarakat selama 56 tahun-an.
Berkat, Akibat tuntutan masyarakat papua untuk memisahkan diri dari NKRI, sebagai
tawaran/jawaban atas itu dari pemerintah indonesia, mereka mengeluarkan UU No.
21 Tahun 2001 Tentang Otsus bagi orang asli Papua. Dengan diberikan UU khusus
di papua, maka sebetulnya pemerintah papua bisa menentukan dan melakukan
berbagai alternatif dalam proses percepatan pembangunan yang sebelumnya
ditinggalkan sesuai dengan budaya dan georgafisnya yang berciri beragam.
Di
samping itupun, mereka bisa belajar kepemimpinan dan pemerintahan melalui UU
Otsus tersebut sesuai dengan tidak terlepas dari kondisi di papua dan
perkembangan jamannya sebagaimana jaman moderen ini sehingga bisa terwujud
pemimpin di papua yang ideal.
Pemimpin/pemerintah yang ideal adalah mereka
yang bermasyarakat, pasilitasi dan, pemberdayaan kekuatan ekonomi rakyat dengan
mengombinasikan kaum swasta dalam jaringan pembangunan tersebut sehingga
melalui ketiga aktor itu baik pemerintah, swasta dan masyarakat yang
berintegral dalam pembangunan, maka mampu memberikan kontribusi produk fisik dan non-fisik yang bermutu tinggi dalam dunia modernisasi ini.
Sayangnya,
ingga saat inipun, pemerintah di papua yang ideal, provesional, berakuntabel,
dan bermasyarakat masih mencari-cari
demi mewujudkan pembangunan di papua secara berkualitas dan bermutu.
Bila
anda, orang papua terutama pemerintah
memang memiliki berhati orang papua, tanah papua, dan punya
sejarah papua, apakah anda boleh menikmati uang-uang pembangunan saja, tanpa
berpikir, berupaya dan menggerakan roda pembangunan berbagai aspek kehidupan
mansia (orang) papua?

Jika,
orang papua terutama pemerintah papua hanya berpikir kerdil seperti ini saja,
kehidupan orang papua di dunia ini (orang papua) tidak berarti di mata masyarakat
internasional dan di mata Tuhan, karena anda tidak meluangkan kesempatan yang
Tuhan berikan untuk bergerak, berpikir, berupaya, dan menikmatinya.
Mari
berjuang dan berjuang untuk membangun
diri, daerah dan orang lain karena orang lain membutuhkan anda, pembangunan di papua membutuhkan perjuangan,
dan kemerdekaan di papua membutuhkan pembangunan!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar