
Untuk mencari nama baik dari luar, mereka selalu terbuka terhadap
masalah-masalah yang dihadapi daerah/negara lain. Sementara, masalah yang terjadi dalam negaranya
tidak pernah tuntaskan, masalah itu hanya menjadi wacana publik saja, tetapi
upaya realisasinya tidak ada sama-sekali.

Semua masalah tersebut sebelum ini pemerintah indonesia
melalui pemda setempat tidak pernah mengupayakan menguntaskan dan secara
adil tanpa penilaian-penilain tertentu, tetapi mereka tidak pikir hal itu,
malah mereka pikir dan berupaya melalui fungsi merekanya mengutamakan
kepentingan-kepenyingan mereka sehingga namanya upaya penuntasan masalah dan
pendistribusian bantuannya secara adil dalam pelayanan masyarakat tidak
nyata-nyata.
Perlu mereka pikir dan mengadari, bahwa memprioritaskan
pembangunan interen lebih penting dari masalah- masalah eksteren melalui
upaya-upaya pembangunan. Akan tetapi hal itu mereka biarkan, malah mereka
memprioritaskan masalah-masalah yg
dihadapi eksteren melalui berbagai cara baik itu pembantuan melalui bentuk
fisik maupun nonfisik untuk mencari nama baik mereka dari eksteren.
Sebut saja, upaya-upaya pemerintah yang dilakukan untuk
mencari nama baik mereka, Misalnya bantuan bencana di Aceh, tzunami di Jepang dan
juga bantuan materil maupun non materil masyarakat muslim di negara israel.
Di sisi lain itu,
apabila ada kunjungan PBB atau pemerintah luar negri di indonesia, yang
pemerintah tunjukkan adalah hanya kondisi kelas sosial atas saja, sementara
kelas sosial menengah dan bawah yang kondisi kehidupannya sangat mengedihkan dan masalah
HAMnya malah mereka mengembungikan, alasan mereka adalah untuk mencari nama baik.
Bukan hanya di situ, salah satu derah yang menjadi sasaran
prioritas pemerintah indonesia dalam pemberian bantuan untuk mencari nama baik
mereka adalah daerah PAPUA. Mereka, pemerintah terpaksa selalu menumpang
bantuan-bantuan dalam rangka penuntasan pembangunan di daerah tersebut, yang
sebetulnya, mereka telah terlupakan dalam sejarah pembangunan indonesia dan hal itu terjadi karena pemerintah
indonesia tahu bahwa merekapun (papua) suda merdeka pada Tahun 1961. Akan tetapi di balik itu, mereka selalu terbuka terhadap papua dalam rangka penuntasan ketertinggalan dalam bidang-bidang kehidupannya. Padahal, tidak pantas mereka menumpang bantuan-bantuan lagi
di papua karena daerah tersebut telah di
pisah dari NKRI.
Di sisi lain, dicapkan
bahwa upaya-upaya pembangunan terhadap papua hanya mencari julukan nama baik
saja dari pemerinta papua dan masyarakat internasional, padahal masyarakat setempat (masyarakat di
jawa) sendiri yang hidup di mata mereka saja tidak pernah perhatikan melalui
pembangunan dan julukan mereka sebagai pembohong, musuh demokrasi dan akuntabel
kinerja pemerintahan. Perlu lihat pula alamat berikut ini! http://citraindonesia.com/orang-miskin-terbanyak-di-pulau-jawa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar