Kamis, 24 Januari 2013

PEMERINTAH INDONESIA BODO PEMBANGUNAN DAN PINTAR MENCARI NAMA BAIK


Duguwo News. Yogyakarta - Dalam wacana publik, masyarakat indonesia terutama masyarakat jawa  kelas bawah kadang  mengatakan pemerintah indonesia tidak pernah menuntaskan masalah-masalah yang dihadapi masayarakat indonesia, tetapi mereka itu selalu mencari  julukan nama baik dari luar  terlalu pintar. 

Untuk mencari nama baik dari luar, mereka selalu terbuka terhadap masalah-masalah yang dihadapi daerah/negara lain.  Sementara, masalah yang terjadi dalam negaranya tidak pernah tuntaskan, masalah itu hanya menjadi wacana publik saja, tetapi upaya realisasinya tidak ada sama-sekali. 

Seyogyanya, masalah-masalah yang sedang dihadapi masyarakat indonesia terutama masyarakat miskin di pulau jawa semaking menumpuk dan sulit menguranginya. Berdasarkan kenyataan,  masalah-masalah sosial tersebut adalah  masalah lumpur lapindo di Surabaya, selalu banjir di Jakarta,  kemiskinan, kriminal, teroris, biaya pendidikan mahal dan kesehatan bagi orang kelas bawah tidak layak diperhatikan, biaya administrasi tidak adil terhadap masyarakat bawah, penempatan rumah yang tidak peduli kaum miskin, pemberdayaan perekonomian rakyat yang tertutup serta pendistribusian bantuan pemerintah yang tidak adil, penempatan lapangan kerja bagi orang kelas bawah yang mengalah. 

Semua masalah tersebut sebelum ini pemerintah indonesia melalui pemda setempat tidak pernah mengupayakan menguntaskan dan   secara adil tanpa penilaian-penilain tertentu, tetapi mereka tidak pikir hal itu, malah mereka pikir dan berupaya melalui fungsi merekanya mengutamakan kepentingan-kepenyingan mereka sehingga namanya upaya penuntasan masalah dan pendistribusian bantuannya secara adil dalam pelayanan masyarakat tidak nyata-nyata. 

Perlu mereka pikir dan mengadari, bahwa memprioritaskan pembangunan interen lebih penting dari masalah- masalah eksteren melalui upaya-upaya pembangunan. Akan tetapi hal itu mereka biarkan, malah mereka memprioritaskan  masalah-masalah yg dihadapi eksteren melalui berbagai cara baik itu pembantuan melalui bentuk fisik maupun nonfisik untuk mencari nama baik mereka dari eksteren. 

Sebut saja, upaya-upaya pemerintah yang dilakukan untuk mencari nama baik mereka, Misalnya bantuan bencana di Aceh, tzunami di Jepang dan juga bantuan materil maupun non materil masyarakat muslim di negara israel. 

 Di sisi lain itu, apabila ada kunjungan PBB atau pemerintah luar negri di indonesia, yang pemerintah tunjukkan adalah hanya kondisi kelas sosial atas saja, sementara kelas sosial menengah dan bawah yang kondisi kehidupannya sangat mengedihkan  dan masalah HAMnya malah mereka mengembungikan, alasan mereka adalah untuk mencari nama baik.  

Bukan hanya di situ, salah satu derah yang menjadi sasaran prioritas pemerintah indonesia dalam pemberian bantuan untuk mencari nama baik mereka adalah daerah PAPUA. Mereka, pemerintah terpaksa selalu menumpang bantuan-bantuan dalam rangka penuntasan pembangunan di daerah tersebut, yang sebetulnya, mereka telah terlupakan dalam sejarah pembangunan indonesia  dan hal itu terjadi karena pemerintah indonesia tahu bahwa merekapun (papua) suda merdeka pada Tahun 1961. Akan tetapi di balik itu, mereka selalu terbuka terhadap papua dalam rangka penuntasan ketertinggalan dalam bidang-bidang kehidupannya.  Padahal,  tidak pantas mereka menumpang bantuan-bantuan lagi di papua  karena daerah tersebut telah di pisah dari NKRI. 

Di sisi lain,  dicapkan bahwa upaya-upaya pembangunan terhadap papua hanya mencari julukan nama baik saja dari pemerinta papua dan masyarakat internasional,  padahal masyarakat setempat (masyarakat di jawa) sendiri yang hidup di mata mereka saja tidak pernah perhatikan melalui pembangunan dan julukan mereka sebagai pembohong, musuh demokrasi dan akuntabel kinerja pemerintahan. Perlu lihat pula alamat berikut ini! http://citraindonesia.com/orang-miskin-terbanyak-di-pulau-jawa/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar