Bahasa rakyat papua kepada pemerintah
Indonesia dan PBB
Duguwo News -- Kami, orang papua adalah ciptaan Tuhan. Tuhan telah membentukan identitas kami, Beretnik Malanesia di tanah Papua. Supaya kehidupan kami tidak mengalami atau dihalangi kehidupan, dengan sekligus Tuhan melengkapi dengan sumber kehidupan yakni HAK: pikiran dan perasaan di dalam kehidupan manusia, papua. Hak tersebu dijadikan sebagai alat penggerak manusia terutama orang papua untuk menjaga kehidupannya dari malah bahaya dari alam maupun tindakan sosial. Beruntung bagi umat Tuhan di dunia terutama orang papua karena dengan HAK, kami bisa melakukan sesuatu dan atasnya bisa hidup, Ungkapan Mereka, orang papua.
Bangsa
Papua telah merdeka sejak tanggal, 1 Desember 1961, yang sekarang berumur
51, yang jatuh pada tanggal 1 Desember 2012 menuntut Pengakuan
Kemerdekaan Bangsa Papua adalah suatu kebenaran mutlak, yang tidak bisa
dilawang oleh siapapun,karena itu nilai kebenaran ketuhanan yang tertinggi dari
Tuhan (nilai Hak Asasi Manusia, nilai harkat dan martabat sesama bangsa di seluruh
dunia, yang sifatnya yang sejatinya
tidak bisa direndahkan hak bangsa tertentu oleh hak bangsa lain secara
seenaknya, sebagaimana HAK bangsa papua direndahkan oleh HAK bangsa lain
terutama bangsa indonesia), paparnya.
Lanjut mereka, keinginan
mengakuinya bangsa papua yang telah merdeka, bukan karena orang papua tidak mau
hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan juga pemerintah
Indonesia yang tidak pernah mencintai orang papua selama empat puluh
limah tahun di bawah pimpinan presiden Seokarno dan Soeharto, alias tidak
pernah perhatikanpembangunan diberbagai aspek kehidupan di papua ketimbang
daerah lain dalam NKRI. Lagi pula, bukan karena orang papua bermusuh dengan
pemerintah Indonesia dan sebaliknya.
Sambung mereka, kami,
orang papua juga ingin mengatakan secara fakta, bahwa kami selalu menuntut
pengakuan kemerdekaan bangsa papua yang telah merdeka, bukan karena selalu dieksploitasi Sumber Daya Alam Papua (SDAP) melalui di tempatkan
Iperialisme –perusahan Asing milik Amerika bersama para nggotanya di
Papua-Timika, yang mana selalu dikuras habis kekayaan alam milik orang papua
secara besar-besaran, serta bukan karena Milisteristik di papua, yang mana
dalam tuntutan aspek kehidupan apapun bagi orang papua selalu dikendalihkan
dengan milliter indonesia di papua untuk mematikan daya kekuatan, membunuh, dan
mengiksa/memarginalkan orang papua, yang sejatinya kamipun ingin hidup yang.layak
sebagaimana kehidupan yang layak bagi orang di daerah lain dalan NKRI dan bangsa lain di dunia.
Syarat-syarat tersebut di atas yang
disampaikan, yang bukan alasan bagi bangsa papua untuk ingin terlepas dari NKRI, yang tidak mungkin digugat
tanpa pengetahuan yang sehat secara bersama, maka bangsa papua dengan
pemerintah Indonesia adalah Netral, artinya tidak ada jaringan yang berkontak/berkomunikasi bersama. Tandasnya
Maka, tuntutan pengakuan bangsa papua yang
telah merdeka adalah sesuatu yang mutlak kebenaran. Maka, kebenaran itu tidak bisa
di lawang/dikalahkan oleh siapapun karena kebenaran itu adalah nilai kebenaran Tuhan. Kebenaran
itu Tuhan telah memberikan di setiap orang, kelompok, bangsa dan negara. Dalam
konteks pembahasan sekarang ini adalah kebenaran dalam suatu bangsa, karena
pembahasan ini berbicara menangkut kebangsaan dalam rangka menuntut pengakuan
kemerdekaan bangsa papua yang telah mereka menuntut kebenaran, yang diberikan
Tuhan, paparnnya.
Imbuhnya, kebenaran
dari Tuhan dalam konteks kebangsaan adalah HAM. HAM ini juga salah satu ciri
utama dari pikiran manusia, dalam konteks ini adalah kebersamaan pikiran/harapan suatu
bangsa. Kebersaman pikiran suatu bangsa
tersebut muncul ketika bangsa tersebut mengadari bahwa kami adalah satu
identitas, sebagaimana identitas orang papua. Mereka, bangsa papua memiliki
satu hak/satu pikiran karena, itu adalah gambaran Tuhan yang menempatkan mereka
dalam tempat khusus yang berbeda dengan bagsa lain yang juga memiliki pikiran/hak yang mengikat kehidupan mereka,
yang tidak sama dengan pikiran/hak bangsa lain pula karena setiap bangsa
memiliki hak yang sama untuk membentuk suatu identitas diri, sebagaimna bangsa papua menempatka di papua dengan identitas yang sangat unik, Malanesia.
Dengan
demikian, HAK untu membentuk sebuah identitas diri suatu bangsa sebagaimana
tuntutan pengakuan bangsa papua untuk mewujudkan kemerdekaan yang telah merdeka
bukan berdasarkan pro kontra antar
sesama bangsa dengan mengedepankan pikiran sempit dan sifat pikiran manusia
yang merugikan eksitensi kehidupan sesama, dalam konteks ini antara pemerintah
Indonesia dan orang papua. HAK orang papua itu bukan diberikan oleh pemerintah
Indonesia, tetapi diberikan hak yang
sama antara bangsa Indonesia-pemerintah Indonesia dengan bangsa papua-orang
papua oleh pencipta, Tuhan kepada umatnya (indonesia dan papua). Begitu juga bangsa lain di dunia, terangnya.
Tuhan
memberikan HAK di setiap bangsa dalam bentuk identitas yang berbeda dengan
daerah yang berbeda-beda, bertujuan untuk setiap bangsa bisa mengolah, dan
memanfaatkan HAK tersebut melalui usaha-usaha bersama, yang tidak sama dengan
bangsa lain untuk menemukan suatu identitas yang sejatinya untuk menemukan
sebuah kehidupan yang sesungguhnya, yang Tuhan inginkan, yakni
Merdeka-kebenaran karena, itu hasil usaha dengan haknya sendiri, yang diberikan
oleh Tuhan sendiri. Maka, tuntutan pengakuan bangsa papua yang telah merdeka
terhadap pemerintah Indonesia dan PBB adalah bentuk wujud kebenaran, yang telah
diberikan bersama-sama oleh Tuhan, maka dengan seraya harus diberikan HAK tersebut
kepada orang papua sendiri. Suatu
kebenaran dari Tuhan itu dengan seraya jangan disembungikan dengan berdasarkan
kepentingan duniawi semata, yang membuat anda menjadi pendosa, sahut mereka.
Sebuah
pertanyaannya adalah apakah NKRI-Pemerintah Indonesia berani melawang terhadap
kebenaran Ketuhanan yang diberikan Tuhan
bagi bangsa-bangsa, terutama kebenaran bagi bangsa papua yakni HAK
suatu bangsa,( yang sifatnya tidak bisa dikalahkan) untuk menentukan
identitas diri bagi bangsa papua yang sejatinya untuk mewujudkan secara benar-benar
nilai kebenaran dari Tuhan itu, supaya mereka (OAP) juga benar-bnar menikmati nilai kebenaran-harkat dan kondrat manusia tersebut dalam proses kehidupan mereka sebagaimana pemerintah indonesia dan anggotanya menikmati hal tersebut karena anda dan mereka memiliki hak yang sama terhadap hukum alam, sosial dan hukum Tuhan, tanya mereka, orang papua?
Oleh:
B. Degei